Shalat adalah Ciri Utama Seorang Muslim
Sebagai Muslim kita telah berikrar kepada Allah SWT dengan mengucapkan Dua Kalimat Syahadat, yaitu :
Asyhadu allaa ilaaha illalloohu
Wa asyhadu anna Muhammadarrosuululloohi
Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah
Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah
Ikrar dua kalimat syahadat ini harus diucapkan dengan lisan, dibenarkan dengan hati, dan harus dibuktikan dalam perbuatan. Segenap jiwa dan raga kita harus membenarkan dan membuktikan ikrar ini.
Kita telah menyatakan tunduk pasrah dan patuh kepada Allah. Kita hanya menyembah Allah SWT saja. Allah yang kita sembah adalah Allah yang disembah oleh Nabi Muhammad SAW. Tatacara menyembah Allah adalah tatacara yang contohkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Kalau kita sudah tunduk dan patuh kepada Allah, maka kita harus melaksanakan segala apa yang diwajibkan oleh Allah kepada kita. Kewajiban utama kita kepada Allah sebagaimana yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW adalah terangkum di dalam Rukun Islam yang 5, yaitu :
- Syahadat
- Shalat
- Zakat
- Puasa Ramadhan
- Haji
Mari kita lihat, dari 5 Rukun Islam tersebut yang bisa dijadikan ciri utama untuk melihat seseorang itu disebut sebagai orang Islam atau Muslim adalah Shalat, sebab syahadat sudah tercakup di dalam shalat, Zakat hanya bagi orang yang nishab (jumlah hartanya sudah sesuai kriteria zakat) dan itupun diwajibkannya setahun sekali, Puasa yang diwajibkan hanya Puasa Bulan Ramadhan yang lamanya hanya sebulan dalam setahun, dan Haji pun hanya diwajibkan bagi orang yang mampu. Jadi yang bisa dilihat setiap hari dari pelaksanaan kewajiban seorang muslim kepada Allah adalah shalat, sebab shalat wajib dilaksanakan setiap hari lima waktu : Dzuhur, Ashar, Maghrib, Isya, dan Shubuh.
Shalat ini wajib dilaksanakan oleh setiap muslim kapan pun, dimana pun, dan dalam keadaan apapun. Baik dalam keadaan sehat maupun sakit, baik ada di rumah ataupun sedang bepergian, dalam keadaan damai maupun dalam keadaan perang, wajib shalat. Kewajiban shalat hanya dikecualikan untuk perempuan yang sedang haid atau sedang nifas. Perempuan yang sedang haid atau nifas tidak diperbolehkan shalat, dan shalat yang ditinggalkan ketika sedang haid atau nifas tidak perlu diganti.
Jadi, shalat bisa dijadikan suatu indikator yang valid (ciri yang sah) bila kita ingin melihat kadar ke-Islam-an seseorang. Jika kita ingin memilih jodoh atau memilih mantu yang agamanya bagus, lihatlah kepatuhan shalat orang yang kita nilai. Semakin patuh dan benar shalatnya, semakin bagus agamanya.
Bagaimana kita menilai seseorang itu shalatnya benar? Lihatlah akhlaknya. Benarnya shalat akan tercermin pada akhlaknya, orang yang shalatnya benar maka akhlaknya akan bagus.
Di akhirat, amal yang pertama diperiksa adalah shalat. Jika shalatnya diterima, maka amal yang lain pun diterima. Tapi kalau shalatnya ditolak, maka amal yang lain pun ditolak. Jika diibaratkan, shalat ini ibarat angka 1 dan amal yang lain adalah 0. Jika shalatnya diterima, maka kita sudah memiliki angka 1 sedangkan amal yang lainnya seperti zakat puasa haji sedekah baca Qur'an dan lain-lain adalah angka 0 yang memperbesar nilai angka 1 tersebut.
Contoh jika ada shalatnya :
Shalat Zakat Puasa Haji Sedekah
1 0 0 0 0 = nilainya 10000
Contoh jika tidak ada shalatnya :
Zakat Puasa Haji Sedekah Baca Qur'an Menolong Orang
0 0 0 0 0 0 = nilainya 000000 = 0
Dengan melihat uraian dan contoh di atas, bisa diambil kesimpulan bahwa Shalat adalah identitas utama kita sebagai seorang muslim baik di mata manusia maupun dalam pandangan Allah SWT. Oleh karena itu, sebagai seorang muslim mari kita benar-benar memperhatikan shalat kita agar shalat kita benar dan diterima oleh Allah SWT dengan nilai yang sebaik-baiknya sebagai realisasi penyembahan kita kepada Allah SWT.
Komentar
Posting Komentar